Kisah sebuah pulau yang berisi dengan pelbagai perasaan dan sifat-sifat manusia. Diantaranya adalah kekayaan, kesombongan, kesenangan, kesedihan, kebijaksanaan,dan lain-lain. Termasuk di antaranya adalah Kasih.
Pada suatu ketika badai menengelamkan pulau tersebut, maka dengan itu masing-masing penghuni pulau tersebut ingin menyelamatkan dirinya dengan perahu masing-masing, namun si perasaan Kasih tadi terkapai-kapai memerlukan pertolongan dari yang lain.
Seketika itu juga kesombongan melalui dengan perahunya yang besar dan kukuh. Kasih pun meminta pertolongan katanya "Hai, kesombongan! Bolehkah aku menumpang ke dalam perahumu?" Tetapi kesombongan menjawab "Oh, maaf ... kalau kau naik ke perahuku, apa kata orang lain. Ini kan perahuku."
Seketika yang lain kasih melihat perahu kekayaan yang begitu ecantik sekali karana berhiaskan emas di sisi kanan-kirinya. "Hai, kekayaan! Bolehkah aku menumpang ke dalam perahumu?" pinta Kasih. Kekayaan hanya menjawab "Oh, bukan maksudku untuk menolakmu, tetapi aku takut perahuku rosak dan emasnya menjadi hilang seri apabila kau naik disini."
Kasih pun meneruskan perjalanan. Lalu Kasih bertemu dengan perahu kesedihan yang kecil. "Hai, kesedihan! Bolehkah kau bantu aku untuk menumpang ke dalam perahumu?". Kesedihan menjawab dengan pilu "Ah, aku memang ingin menolongmu, tetapi lebih baik aku sendirian saja karana aku merasa gundah atas musibah ini."
Dengan tenaga yang longlai, Kasih berjalan lemah dan saat musibah sampai kekemuncak dan pulau itu tenggelam. Kasih berteriak-teriak keras meminta .. tolong ... Tolong ... TOLONG ... !!
Tiba-tiba muncul seorang tua dengan jubahnya yang lusuh dan perahunya yang sudah uzur. Ia memberikan pertolongan kepada Kasih. "Mari, terimalah tanganku!" katanya.Kasih pun selamat, namun ia masih bertanya-tanya dalam hatinya "Siapakah gerangan orang tua ini!".. sebelum orang tua yang lusuh itu beredar setelah segalanya reda.. dia berpesan kepada kasih.." segalanya ini bukan musibah tetapi ujian Allah keatas setiap hambaNya..
Suatu hari ketika segalanya telah berakhir, Kasih bertemu dengan kebijaksanaan. Ia pun menanyakan pertanyaan dalam hatinya kepada sang kebijaksanaan. "Wahai kebijaksanaan! Tahukah kau siapa orang yang menolongku waktu itu??" Kasih bertanya. Lalu dengan senyum lebar dan suara yang penuh keyakinan, kebijaksanaan menjawab "Orang tua itu adalah" Sang Waktu ".
Ya, hanya waktu dan oleh kerana masa yang dapat membuktikan betapa berharganya "kasih" itu ...
Oleh itu bersyukurlah dengan kasih -sayang yang telah teranugerah kepada kita serta waktu/masa yang masih kita ada untuk kita sujud kepada pencipta segalanya.. Allah Azawajalla...
No comments:
Post a Comment